Kamis, 28 April 2011

Penulis " Interview With The Vampire" Anne Rice , Bertobat ^_^

Anne Rice, Menulis Untuk Tuhan


Selama 38 tahun, Anne Rice, penulis buku ternama “Interview With The Vampire”, adalah seorang “ateis yang dibayang-bayangi Kristus”, demikian penuturannya dalam video “I Am Second”. Itulah mengapa novel-novelnya yang bertema vampire, merupakan refleksi akan pergumulannya mengenai bertahan hidup tanpa Tuhan di dunia yang ia ciptakan.
Vampir, kata Rice, merupakan metafora dari orang-orang yang mrerasa dan terbuang dari Allah.
Tak dipungkri, Rice meraih ketenaran dan karyanya dari novel-novel vampirnya, namun di dalam dirinya, ia merasa tidak puas dengan “dunia di mana keselamatan adalah sesuatu yang tidak mungkin”.
“Dan alasan dari ketidakpuasan itu mudah saja: Aku sangat percaya kepada Tuhan,” aku Rice. “Aku tidak saja memercayaiNya tetapi aku juga mencintaiNya, dan aku tidak mengakui hal itu.”
Rice dibesarkan dari keluarga Katolik, tapi mulai menyangkal imanya saat ia berusia 18 tahun—untuk meraih kebebasan dan ilmu pengetahuan.
“Sebagai orang Kristen, waktu itu aku merasa ada begitu banyak larangan… Aku merasa putus asa dan membutuhkan kebebasan,” kenangnya.
Dalam video “I Am Second”, Rice mengatakan ia berulangkali diingatkan bahwa “selama Anda menyangkal Tuhan Anda tak akan pernah mengetahui apa itu peristirahatan. Anda tidak akan pernah mengetahui apa itu kedamaian.
“Anda tidak dapat menyelamatkan diri Anda dengan karya seni, dengan musik, dengan perjalanan, bahkan dengan kekayaan,” tutur Rice. “Setiap usaha yang Anda lakukan untuk menyelamatkan diri pada akhirnya akan menemui kegagalan. Anda menyelematkan diri Anda, atau Tuhan yang akan menyelamatkan Anda saat Anda berpaling padaNya.”
Selama hampir empat dekade menyangkal Yesus, Rice berkata bahwa akhirnya dirinya siap untuk kembali padaNya. Maka, pada tahun 1998, ia pun kembali ke Gereja Katolik.
“Aku menyerahkan keragu-raguanku,” aku Rice. “Aku remuk redam dan tidak sempurna, dan aku memutuskan untuk kembali.”
Keputusannya untuk kembali kepada Kristus telah menubah hidup seorang Anne Rice secara drastis. Bahkan, ia merasa dapat bekerja tanpa harus menggunakan metafora vampir.
“Aku bukan lagi orang yang berada di dalam dunia tanpa Tuhan,” terangnya.
Kini, Rice mengabdikan waktunya untuk menulis buku yang “dipersembahkan langsung kepada Tuhan Yesus Kristus.
“Aku telah berubah dan aku harus melakukan ini,” tegas Rice dengan tekad kuat. “Aku harus menulis untuk Dia,” pungkasnya.
glministry.com 

Dapatkah Orang Kristen Kesurupan?


Ini kisah nyata yang terjadi di sebuah sekolah menengah atas, SMAN 1 Melinting, Lampung. Pada 13 Desember 2008, saat proses belajar-mengajar sedang berlangsung, mendadak Wati, Ria, dan Siti mengalami kesurupan. Keesokan harinya, lagi-lagi Ria dan Siti mengalami kejadian itu. Dan, hari berikutnya, fenomena ini bahkan juga dialami oleh siswa-siswa lainnya.
Menurut Kepala Sekolah SMAN 1 Melinting,  Rozali Anang, peristiwa itu kerap terjadi. “Kesurupan hampir terjadi setiap tahunnya, sampai saat ini belum ada solusi yang tepat  untuk mengatasi hal itu,” akunya. Padahal, sekolah tersebut mempunyai tradisi berdoa dan membaca ayat kursi sebelum memulai proses belajar.
Belakangan, beredar kabar bahwa sebagian lahan kompleks sekolah itu merupakan bekas kuburan, yang diyakini menyebabkan maraknya kejadian kesurupan di sekolah tersebut. Benarkah demikian?
Kesurupan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 1989 yakni ‘kemasukan (setan, roh)’. Artinya, orang yang sedang kesurupan kehilangan kesadaran atau kendali atas tubuh dan pikirannya, lantaran tengah dikuasai setan.
Seseorang rentan terhadap peristiwa kesurupan apabila belum mengalami lahir baru—orang yang belum hidup di dalam Kristus, maka ada di bawah kuasa iblis—dan memiliki hubungan yang ‘dekat’ dengan iblis. Ya, hubungan manusia dan iblis dapat kian dekat melalui pelbagai medium seperti okultisme atau pemujaan ‘terselubung’ bahkan terang-terangan kepada setan.
Tetapi, orang Kristen yang sungguh-sungguh juga dapat terserang kesurupan apabila belum dilepaskan dari kutuk nenek moyang. Mengapa? Seseorang yang berada di bawah kutukan nenek moyang, maka masih berada di dalam kekuasaan setan. Oleh sebab itu, pastikan Anda bebas dari kutuk nenek moyang dengan meminta hamba Tuhan untuk berdoa pelepasan (kutuk nenek moyang). Atau, Anda juga dapat mendeklarasikan pernyataan iman bahwa Anda terlepas dari kutuk nenek moyang dengan kuasa nama Yesus.
Bagaimana pun, Anda memiliki kuasa untuk mengalahkan kuasa setan, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.“ (Lukas 10:19)
Kesurupan juga dapat menimpa anak Tuhan yang tengah jatuh ke dalam dosa. Sebab, seseorang yang berbuat dosa dan jauh dari Tuhan, notabene berada di luar jangkauan  kasih Tuhan. Perhatikan ayat berikut: “Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1)

Selain dari dua alasan di atas, adanya kekecewaan yang tidak diselesaikan sehingga berkembang menjadi kepahitan atau luka batin, dapat dimanfaatkan iblis untuk menguasai diri seseorang. Sebab, seseorang yang memiliki luka batin, tentu masih menyimpan kebencian. Padahal, Bapa tidak mungkin mengampuni kesalahan seseorang sebelum ia mengampuni orang lain (Matius 6:14). Artinya, seseorang yang masih menyimpan kebencian terhadap orang lain, tetap berdosa meski sudah meminta pengampunan dari Tuhan.
source : glminstry.com